Cancer Club CISC Yogyakarta

10 05 2010

Yogyakarta. Saya memiliki ikatan yang begitu besar dengan kota ini. Kepindahan kami ke sini bukanlah sebuah keputusan yang salah. Suasana kampung yang jauh dari hiruk pikuk dan kemacetan telah membebaskan saya dari sebagian persoalan yang saya hadapi setelah lebih dari sepuluh tahun bercokol di kota metropolitan.

Slogan ”Yogyakarta Berhati Nyaman” sungguh menyentuh ritme kehidupan saya saat ini, meski saya pun merasakan bahwa Yogya sudah tidak senyaman belasan tahun yang lalu saat saya dikirim oleh orangtua untuk sekolah di sini. Apapun itu, paling tidak saat ini keluarga kami sudah tidak tergantung pada air conditioner dan water treatment. Polusi di sini tidak setinggi Jakarta. Di pagi hari, saya masih bersentuhan dengan embun pagi dan kabut. Tak hanya itu, burung-burung, kupu-kupu bahkan lebah masih berkeliaran di sekitar rumah kami. Di kebun kecil belakang rumah kontrakan kami, Awan memelihara 2 ekor ayam. Saya pun masih menikmati menanam kemangi, aneka macam sirih, cabe, pisang, mangga dan juga pepaya. Tak ketinggalan juga ubi jalar yang rebusan daunnya sangat bermanfaat untuk kesehatan. Tak kalah serunya jika malam hari tiba, suara gemericik sungai dekat kami tinggal terdengar merdu, terlebih saat jangkrik dan kodok sawah juga ikut bersahutan menyanyikan lagu kehidupan.

Oh indahnya!  

 Saya sangat terkesiap ketika ada seorang teman yang bertanya, ”Mana kiprahnya CISC Yogya??Nggak kedengeran tuh!”

Sebelum menjawab pertanyaan itu, ijinkan saya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada CISC yang setelah sekian tahun mengijinkan saya mengatasnamakan diri menjadi bagian dari CISC.

Genap 9(sembilan) bulan saya menginjakkan kaki di Yogya. Usia seorang ibu yang mengandung tentunya sudah siap untuk melahirkan di usia tersebut. Apa yang saya lakukan selama 9 bulan? Berdiam diri? Menikmati nyamannya Yogya? Lupa bahwa di pundak saya ada nama besar dan tanggung jawab yang besar dari organisasi nirlaba bernama CISC?

Jawabannya TIDAK.

Sejak Januari 2010, pintu rumah kontrakan kami terbuka untuk sahabat dan keluarga penyintas kanker. Saya mempersilahkan mereka datang selepas maghrib, mengingat pagi hingga sore hari saya mengurus Awan sekolah, menjemputnya, mengantar les dsb.dsb.

Mereka bertanya banyak bagaimana berdamai kanker.Kadang, jam di ruang tamu kami jarumnya menunjukkan jam 11 malam dan mereka belum berpamitan juga he he he. Ini saya namakan SMALL support group. Saya tidak bicara tentang penyakit layaknya dokter Jakarta yang hadir di tengah-tengah support group. Saya hanya meredam gejolak perasaan mereka karena baru berkenalan dengan kanker.

Di sela-sela jam antar jemput Awan, saya pun menyempatkan mengunjungi beberapa pasien yang saya kenal dan sedang menjalani treatment.   

Tidak hanya itu. Pulsa telfon saya pun meledak, banyaknya sms yang masuk sekedar bertanya yang menurut saya itu-itu saja. Tapi apa saya harus mendiamkannya? Oh tidak. Sms yang berbau kebingungan tak jarang berubah jadi plesetan dan guyon di antara kami.

Hobby saya menulis masih saya tuangkan dalam selembar kertas yang kemudian saya fotocopy dan saya bagikan pada siapa saja yang saya temui.Jika tinta printer saya habis, tulisan tangan saya cukup narsis untuk tetap saya publish. Sederhana. Tamanya tentang bahaya rokok, bahaya pemakaian ponsel, bahaya minuman bersoda, deteksi dini, bahaya sex bebas, pentingnya makanan organik, dsb.dsb.

Inbox email saya pun selalu berderet pertanyaan, bahkan banyak sekali pertanyaan yang membuat saya sungguh berarti buat sebagian kecil orang.

Beberapa kali saya memberikan training kesehatan di beberapa tempat. Dengan senyum keikhlasan mereka mengoleh-olehi saya buah-buahan segar.

Memang, yang saya lakoni adalah hal-hal yang sangat kecil dan tak terlihat mata. Remeh-temeh dan sepele. Tapi sungguh saya belajar sangat banyak dari yang sepele itu. Saya belajar banyak sekali jenis kanker hingga filsafat. So?

Mungkin yang saya tuliskan ini mampu menjawab pertanyaan seorang CISC-er.

Pertanyaan selanjutnya adalah : Mengapa tidak menggandeng rumah sakit ?

 Jika saya menjawab secara pribadi. ”Untuk apa?” ha ha ha. Bukan saya meremehkan peran rumah sakit, bukan juga saya membenci rumah sakit berikut atributnya, bukan juga saya menganut aliran pengobatan alternatif. BUKAN.

CISC adalah kependekan dari Cancer Information & Support Center. Pusat informasi. Termasuk saya bingung menjawab pertanyaan beberapa teman tentang ”Mengapa obat leukimia sulit didapat? Mengapa obat ablasi untuk kaker tyroid nggak kunjung datang?” Dan itu semua tidak terjawab hingga saat ini. Sementara teman-teman terlanjur basah melakukan treatment medis harus berhenti di tengah jalan. Lalu industri kesehatan mengatakan bahwa pengobatan dapat ditolerir hingga jangka waktu sekian, sekian dan sekian. Omong kosong macam apa?

Sungguh dilematis ketika saya harus berteriak  ”Ayo pasien kita berobat di jalur yang benar! Jangan menunda-nunda pengobatan!” Sementara kenyataan yang saya jumpai sungguh mengenaskan. Dan saya tidak memiliki jawaban yang pas ketika seorang penyintas kanker mengatakan begini :”Tau obatnya gak jelas ketersediaannya,mendingan nggak berobat mba, nyesel saya!”  

Saya menitikkan air mata saat mereka begitu panik menanyakan pertanyaan yang tak mampu saya jawab. Sungguh. 

Saya tidak mau menutup mata dan telinga bahwa kenyataan yang selama ini tidak pernah terungkap bahwa urutan kematian dari yang tertinggi adalah :

Jantung, Kanker, dan Kesalahan penanganan medis

Saya tak ingin CISC Yogya ditunggangi oleh siapapun. Termasuk rumah sakit. Apa maksud statement saya ini?

Saya berdiri di tengah barisan pasien kanker dengan jutaan persoalan di baliknya. Pasien kanker di daerah (beruntung masih di Pulau Jawa).Mulai dari vonis, airmata, depresi, frustasi, gengsi, financial, kelangkaan obat, kematian, rasa sakit, minimnya fasilitas rumah sakit, minimnya informasi dan segudang title yang mengenaskan lainnya. Saya pun mengalami dan merasakan sendiri apa yang teman-teman rasakan. Saya pun lelah menyandang gelar penyintas kanker dengan segala atributnya. Ini nyata. Sementara, pihak rumah sakit menawarkan seratus buah kaos untuk kita pakai ramai-ramai dan berteriak ”Indonesia Peduli Kanker” atas nama mereka?? Tidak hanya itu. Perusahaan obat menawari obat tidak laku alias obat coba-coba untuk dipakai dengan gratis separo dengan alasan itu program CSR(Corporate Social Responcibility)???

Pemain multilevel marketing juga ikut nimbrung seolah-olah mereka ahli kanker yang hebat!!!  

Maaf. Maaf beribu maaf. Terlalu pahit air ludah yang harus saya telan. Air mata saya masih menetes ketika teman-teman penyintas kanker berpulang, meski umur pertemanan kami sangat pendek. Ikatan kami sangat kuat. Saya merasakan itu. Saat ada teman yang berpulang, keluarga mereka lantas menjadi bagian dari kami.

Permasalahan di dataran pasien sungguh masih menjadi pekerjaan rumah yang berat buat saya. Saya pun menyadari bahwa tangan dan kaki saya sangat tidak mungkin menyelesaikannya sendiri.

Ada lagi yang disodorkan pada saya.”Cari teman untuk jalan bareng di CISC!”

Tidak semua orang tahu, CISC tidak ada uangnya. Kami bukan kaum berduit. Jangankan uang bensin, pulsa telpon saya pun tidak diganti. Lantas selama ini saya wira-wiri pakai uang siapa? Ini kalau kita bicara rupiah. Saya meyakini uang Tuhan yang saya pakai, makanya unlimited dan tak pernah habis. Tuhan selalu mengganti berapapun rupiah yang saya keluarkan. Terkadang gantinya jauh lebih banyak dari yang saya keluarkan. Sumpah ini nyata. Dan untuk mendapatkan teman yang memiliki keyakinan yang sama dengan saya tidaklah mudah dan  tidak banyak.

Yang saya tuliskan adalah bagian dari perjalanan hidup saya dalam menimba ilmu “berbagi”, khususnya sesama penyintas kanker. Berbagi cerita, tawa dan juga air mata. Saya meyakini, berangkat dengan sebuah komitmen yang sama di antara beberapa teman, Komunitas Kanker Yogya  nantinya benar-benar menjadi rumah kedua bagi para penyintas kanker dan keluarganya, amin.

Jika ada yang ingin bergabung dengan kami, silahkan hubungi :

CANCER CLUB CISC YOGYA , e-mail : cancerclubcisc@gmail.com atau  08128949434 (Ani) atau 08175419487 (Andre Laksono)


Actions

Information

23 responses

10 05 2010
ocekojiro

Ass.
Sebuah kehormatan besar, karena akulah pengunjung pertama yang meninggalkan jejak di Blog ini.
Semoga, blog ini bisa menginspirasi banyak orang, terutama para penderita kanker di Jogjakarta khususnya dan di seluruh Indonesia pada umumnya.

Wass
ocekojiro

11 05 2010
sitinuryani

Akhirnya punya bloq juga bu…..jgn2 nasibnya sama kyk saya lagi neh…..he he he
Tetap semangat yah……berjuang terus

11 05 2010
Siti Aniroh

@Kang Oce….ini sih namanya pemaksaan hak asasi manusia ha ha ha ha matur tengkiyu.

@Mbakyu Siti
Sama ya? Sama-sama korbannya Kang Oce wakakakak mudah-mudahan panjang umur yaaaa…amin

11 05 2010
CISC

Mau sok ikut2an mellow ah… air mataku mengalir deras membaca tulisan di blog ini. Wakakakakaka. Salut dan selamat atas blog barunya. Hadiah dari siapa nich? hehhe. Mau dong untuk CISC cabang kota-kota lain juga. Ujung-ujungnya nodong.

11 05 2010
Siti Aniroh

@CISC
Tengkiyu atas kunjungannya ke blog ini. He he he….tulisan di atas kesannya jadi “cengeng”. Tapi itulah kenyataan yang saya temui di sini.
Blog ini adalah hadiah dari sahabat kita Kang Oce…..yang selama ini belum pernah bertemu muka ha ha ha hebat ya kanker?
Nanti akan ditindaklanjuti todongannya. Tunggu aja ya…

11 05 2010
Awan

Bunda, I love U full

11 05 2010
Aroma

Hallo Bundanya Awan, akhirnya ketemu di Blog juge nihhhh…hehehehe……

12 05 2010
emmy

Wow, tulisan yang luar biasa.. sampai ikut termehek-mehek. 2 jempol buat mbak Ani, dedikasinya, pengalamannya, semuanya deh..

12 05 2010
CISC Yogya

@Awan
I luve U too, honey! My clever boy!

@Mba Aroma
Ayo selesaikan desertasinya, selanjutnya kerja bakti kita hu hu ha hi he hoooo

@Mbakyu Emi
Kapan pindah ndeso? hik. Tengkiyu udah mampir and tengkiyu juga untuk impor ekspornya wakakakakakakak

12 05 2010
Titah

Wah, kemajuan besarrr! Sekarang ngeblog! Pasti tambah hebring nih kiprahnya! Selamat. Selamatt ya Ani sayangku, mmuachh… 🙂

13 05 2010
Siti Aniroh

Mbakyuuu Titah….kangennnn…
Tengkiyu udah mampir, hik iya nih mba, mulai ke-pede-an and dipaksa untuk menjadi narsis ama Kang Oce. Bener-bener! Mohon doanya ya….

13 05 2010
Ferdi

Wah, yang sibuk dengan blog barunya nih….kikikiki……selamat ya mbakyu, saya ingin buru-buru bantuin metik sayurannya nih….hehe…..

13 05 2010
jayalangit

Diusianya yang ke 9 bulan, semoga CISC Yogya melahirkan banyak inspirasi bagi para penyinas kanker disana.
Bravo…. !

14 05 2010
Siti Aniroh

@ Ferdi
Cepetan pulih, jangan malas dan banyak alasan ya ! Ada satpam galak lho wawawawkakakak. Jangan kelamaan di Jakarta, ayok main ke Mbah Marijan he he he. Tengkiyu kawan, udah mampir ke sini.

@Jaya Langit
Thanks Ya…

15 05 2010
Maya

Mba Aniroh, salut untuk pengabdiannya kepada sesama pasien kanker. Semoga Tuhan memberikan kebaikan pada Mba Aniroh. Saya orang yang sangat terbantu dengan informasi yang diberikan mba. Selamat ya mba, akan semakin banyak yang terbantu seperti saya.

16 05 2010
dkey sudiki

wuehe bundanya awan.. ngoment bukunya neh mbak yg nobody happy with cancer.. tulisannya bagus bgt.. bisa membalut tulisan cerita sendiri dgn kalimat yg ga menye2 bgt ada sisi humoris dan keseriusan.. g seperti penulis pd umumnya.. ada sisi bagaimana ketika kita berada dalam posisi seperti itu tidak boleh jatuh dalam duka namun kudu survive n strong.. hmmmmmmm
namun ada kata2 yg menggelitik sedkit humoris hehe lucu…

regards….

17 05 2010
Siti Aniroh

@Maya
Ini kan MLM (mulur lewat mulut) ha ha ha kamu juga bisa kok membantu yang lain. Seperti halnya kamu dibantu oleh teman-teman CISC.

@Diki
Tengkiyu ya pujiannya. Jadi tersanjung hik. So….ayok hidup sehat.

26 05 2010
NANING

walah….walah…. uangel tenan kontak ibu satu ini…. apa kabar jeng ani…. 🙂
kangen nih ngobrol2. benernya bisa di hub di nomor mana bu?? penting nih…
🙂 salam buat AWAN n papa-nya.

27 05 2010
Andre Laksono

Congret atas launching websitenya, saya yakin website ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat kanker pada khususnya dan masyarakat yg aware kesehatan pada umumnya karena website ini ditulis oleh seorang yg bernama mba Ani..seorang survivor cancer yg sangat kenal benar-2 luar biasa perjuangan,semangat,dedikasi nya pada kanker..Indonesia benar-2 beruntung mempunyai seorang cancer survivor yg bernama Ani dan suatu kehormatan besar ( dan sekaligus keminderan 🙂 ) bagi saya Mba Ani menggandeng saya di CISC Yogyakarta… Btw Kpn buku 2 nya terbit?
Terimakasih.
Salam,
Andre Laksono

Nb : Mengikuti jejak mba Ani, saya juga membuat website hehehe… http://www.aloonamaku.com mampir kesana ya mba.. Suwun…

28 05 2010
Sahabat Yogya

@Naning…Dikau itu Jeng, kemane aje? ha ha ha kangen kapan ke Yogya, awas kalau janjimu palsu

@Pak Andre
Tengkyu dah mampir. Iya jelas nggandeng Pak Andre dan Bu Endang he he he…
Saya tahu kalian berdua soulmate banget. Doakan saya sehat selalu…kita segera ketemuan.

14 02 2011
aroma

Ani, cintaku…selamat jalan sayang..airmata ini tidak cukup untuk melepas kepergianmu. Semoga Allah melapangkan jalanmu, tertidur dengan nyenyak hingga yaumil mahsyar kelak…hugh and kiss…

23 04 2011
Surya

Tetap bersemangat dan berdo’a, semoga Tuhan memberikan kesembuhan karena tak ada yg tak mungkin bagi Dia, amieenn…

23 04 2011
Desi

Tuhan menciptakan satu penyakit…dan Dia menciptakan juga obatnya!

Leave a comment